Friday, December 21, 2012

Apa yang terjadi


"ASU! BAJINGAN! LOTHE KOWE!" aku sungguh terkejut pagi ini. tak seperti biasanya ayahku marah-marah tak  karuan. suaranya keras sekali terdengar memaki-maki ibuku. Aku terperanjak dari tidur, tapi tak berani keluar kamar.

keributan itu beberapa meter dariku, mungkin di dapur, yang terpisahkan ruang nonton tipi.

Sepertinya ada banyak orang, gaduh, dan terdengar pula suara pak lurah, aku cukup mengenal suaranya karena aku sering bercengkerama dengannya sepulang sekolah. kantor pak lurah tak jauh dari sekolahku.

Tiba-tiba ayah masuk kamar, mengambil celurit yang disimpan di bawah dipan. Nampak bingung, matanya merah, napas nya terengah-engah. Beberapa detik dia melihatku, pandangannya kosong, bisu, aku menunduk. Di lempar kembali clurit ke bawah dipan dan bergegas keluar.

"Wes, saiki kowe minggat seko omah kene. Uripo karo lananganmu bajingan kui, rasudi aku duwe bojo kowe"

Terdengar isak tangis, sepertinya tangisan ibuku.

"opo kurange aku, nganti kowe iso iso ne meteng karo lanangan liyo, asu kabeh!

kemudian hening. Tak ada lagi suara keras ayahku. hanya suara obrolan kecil orang-orang, entah siapa.

aku tak berani keluar.

Ibuku masuk kamar, air matanya masih terurai deras, matanya lembam, merah,  terisak-isak, menghampiriku, dipeluknya aku erat-erat. Aku masih tak mengerti apa yang terjadi. Pelukan ibuku semakin erat. Tangisannya semakin keras.

Aku ikut menangis, walaupun tak tahu apa semua ini.

Ibuku keluar kamar. Ada obrolan yang hanya terdengar lirih. Lalu sepi.

Sudah hampir jam 7. Aku beranikan keluar kamar. Tak ada orang. Aku bergegas mandi, aku takut telat hari ini, karena hari ini hari pertama UAN. Ibuku kemarin berpesan nilainya harus bagus biar bisa masuk SMP negeri.

Sepanjang jalan ke sekolah aku masih kepikiran. Biarlah nanti pulang sekolah kutemui pak lurah. Mungkin dia bisa menjelaskan apa yang terjadi.

bersambung...


◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2012 itsme-zerotonine